Sabtu Depan, Kerabat Bupati Bursel Diperiksa Polsek  Namrole
Kamis, 21 Maret 2019
PELITA MALUKU.COM
Bagikan

Sabtu Depan, Kerabat Bupati Bursel Diperiksa Polsek Namrole

Namrole, Pelita Maluku.com - Du Soulissa, kerabat Bupati Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Tagop Sudarsono Soulissa yang sehari-hari bekerja sebagai supir Sabtu depan (23/03/2019) akan diperiksa polisi, atas kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Syarifudin Pellu, yang diduga sebagai suruhannya.

Buktinya, penyidik Polres Namrole telah melayangkan surat panggilan pada Rabu kemarin (20/03/2019), guna melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.

“Panggilan sudah di kirim kepada yang bersangkutan (Du-red) kemarin siang untuk menghadap hari Sabtu (23/03),” kata Kapolsek Namrole, AKP Yamin Selayar kepada media ini via telepon selulernya, Kamis (21/03).

Dikatakannya, jika nantinya, Du tak menghadiri panggilan polisi tersebut, maka penyidik Polsek akan kembali melayangkan panggilan kedua.

Namun, Kapolsek mengakui, bahwa ketika Kanit Reskrim Polsek Namrole Aiptu Anthon memerika pelaku Syarifudin Pellu, ternyata Pellu mengaku, bahwa dirinya disuruh oleh Du, tanpa diketahui orang lain.

“Di waktu Pa Anthon periksa dia, yang dengar pembicaraan itu hanya dia dan Du. Tidak ada yang lain. Jadi, kita dalami dulu baik-baik,” terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Syarifudin Pellu, warga Desa Masnana, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang diduga merupakan suruhan kerabat Bupati Buru Selatan (Bursel) tegah menganiaya wartawan Koran Tahuri, Bernardo Leluly, Minggu (17/03) hingga mengalami luka diatas bibir, memar di siku kiri dan di lutut.

Leluly kepada wartawan di Polsek Maluku, Senin (18/03) usai memberikan keterangan kepada polisi selaku saksi korban menceritakan kronologis kasus penganiayaan yang dialaminya pada pukul 23.40 Wit, ketika ia kembali membeli rokok dari kios yang tak jauh dari kos-kosannya.

“Dia pukul dari belakang lalu picah bibir atas. Pas waktu dapat pukul langsung beta jatuh dan ada lecet di tangan dan lutut,” kata pria yang akrab disapa Nardo ini.

Meski sempat terjatuh Nardo terus berupaya mengejar pelaku sambil minta tolong. setelah pelaku berlari menuju kearah Restaurant milik Almarhum Wakil Bupati Bursel, tiba-tiba datanglah sejumlah anggota Polsek Namrole yang sementara melakukan patroli malam dan langsung menangkap pelaku.

“Kebetulan saat itu anggota Polsek Namrole sementara patroli malam, persis di depan Resto almarhum Pak Wakil, pelaku langsung di tahan. Sedangkan beta sendiri dibawa ke rumah sakit untuk di visum. Waktu visum selesai, arahan dari Polisi besok (Senin-red) pukul 09.00 WIT baru buat laporan karena sudah larut malam,” ungkapnya.

Kemudian pada Senin (18/03) Nardo bersama istrinya mendatangi Mapolsek Namrole bersama salah satu saksi lainnya, Elvis Pelasulla untuk memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.

“Pelakunya Syarifudin Pellu. Dugaan sementara dia disuruh oleh orang lain untuk pukul beta (saya-red). Hubunga beta dengan pelaku tidak ada apa-apa, kenal pun tidak, namanya juga tidak. Setelah pemeriksaan baru diketahui namanya Syarifudin Pellu,” ujarnya.

Nardo menduga kasus pemukulan yang dialaminya ini ada hubungannya dengan berbagai pemberitaan yang dilakukannya selama ini selaku seorang jurnalis, sehingga untuk mengetahui secara jelas motif pemukulan terhadap dirinya meminta, agar pihak kepolisian dapat segera memanggil dan memeriksa otak intelektual dibalik kasus tersebut.

“Jadi kemungkinan ada mata rantai, ada orang lagi yang menyuruh penyuruh Pellu. Kemungkinan ada tiga orang terduga pelaku. Jadi, kalau bisa orang-orang ini juga diperiksa supaya bisa tahu titik persoalannya kenapa,” pintanya.

Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bursel ini berharap PWI Kabupaten Bursel, PWI Maluku, PWI Pusat maupun Komnas HAM RI turut membantu mengawal kasusnya ini sehingga tidak diintervensi oleh oknum-oknum tertentu.

Dukungan ini dibutuhkan, agar pelaku  maupun otak dibalik tindakan tersebut dapat diproses sesuai dengan aturan hukum yangh berlaku, bahkan sebagai bentuk efek jerah, sehingga tidak terulang tindakan yang sama khususnya bagi para kuli tinta di negeri sribu pulau ini.

“Jadi, selaku anggota PWI yang juga sudah lulus Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) yang punya legalitas UKW, saya memohon dukungan dari PWI dan aliansi jurnalis yang lain sehingga kedepan jangan sampai ada lagi kasus-kasus yang sama seperti yang beta alami,” pintanya.

Tak hanya itu, jajaran Kepolisian Polres Buru, Polda Maluku maupun Mabes Polri pun diminta untuk mengawal penanganan kasus yang sementara ditangani Mapolsek Namrole itu hingga tuntas,” Pintanya (PM.007)

Komentar

Belum Ada Komentar