Widya Inginkan ‘Ikan Kuah Kuning’ Dipatenkan Jadi Makanan Khas Maluku
Jum'at, 22 November 2019
PELITA MALUKU.COM
Bagikan

Widya Inginkan ‘Ikan Kuah Kuning’ Dipatenkan Jadi Makanan Khas Maluku

Ambon,Pelita Maluku.com - Istri Gubernur Maluku Widya Murad Ismail terus menunjukan eksistensinya dalam memperjuangkan apa yang menjadi kekayaan dan ikon dari daerah Maluku.

Selain memperkenalkan, kain tenun khas MBD dan Tanimbar kepada dunia internasional beberapa waktu lalu,  kali ini dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi Maluku, Widya Pratiwi kembali menyampaikan keinginannya untuk mempatenkan menu “Ikan Kuah Kuning” sebagai makanan khas Maluku.

Keinginan ini disampaikan dalam rapat perdana  Forikan Provinsi Maluku yang dilangsungkan di Ruang Rapat Lantai II Kantor Gubernur Maluku, Jumat (22/11/2019).

Widya yang didampingi Kabid Penguatan Daya Saing Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Muhammad Assagaf dan Sektretaris TP PKK Diana Padang mengatakan, selain sebagai ajang silaturahmi dengan anggota dan pengurus Forikan, rapat perdana  ini juga  bertujuan untuk mendengar berbagai masukan yang berkaitan dengan program dan kegiatan di tahun 2020 mendatang.

img-1574444070.jpg

“Teman-teman saya itu kalau mau ke Ambon pasti carinya ‘Ikan Kuah Kuning’. Dari situ saya mulai berpikir, kenapa tidak kita patenkan saja makan khas ‘Ikan Kuah Kuning’ ini sehingga menjadi ciri khas tersendiri dalam hal masakan daerah,” ungkapnya.

Menurut Widya, untuk mendapatkan hak paten menu khas Maluku ini, memang membutuhkan proses yang tidak mudah. Namun, ini harus dilakukan, sebagai wujud dari pengakuan bahwa Maluku memang merupakan daerah Lumbung Ikan Nasional (LIN).

Widya mencontohkan, apa yang baru diraih Provinsi Maluku yang diwakili TP PKK Kota Ambon yang berhasil meraih gelar juara I lomba tingkat Nasional untuk kategori cluster sagu pada peringatan Hari Pangan Sedunia yang digelar di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Widya menjelaskan, untuk pengolahan sagu Provinsi Kepulauan Riau memiliki sekitar 265 macam olahan sagu. Dan untuk mencapai target itu, Maluku harus melebihkan jumlah olahannya sekitar 20 atau 30 macam.

“Saya rasa Insha Allah, kita bisa,” ungkap Widya.

Untuk itu, tambah Widya, Forikan Maluku kedepan harus pula dapat memperkenalkan Maluku bukan hanya pada skala nasional tapi juga di skala dunia internasional.

Widya optimis, sudah saatnya Forikan Provinsi Maluku bergerak maju dengan berbagai program kerja yang ada dalam  mendukung pemerintah. Dan Forikan kedepan dalam menyusun program kerja tidak perlu yang muluk-muluk.

Dikatakan, walaupun selama ini juga sudah ada kegiatan, tapi terkesan stagnan. Jadi semua  harus sepakat bahwa dibentuknya Forikan ini bertujuan tidak hanya ikut lomba. Namun, lebih dari itu, kepengurusan Forikan kedepan harus bisa memberikan sumbangsih yang terbaik bagi daerah.

Kepengurusan Forikan Provinsi Maluku baru saja terbentuk sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Maluku Nomor 279 Tahun 2019 tentang Pembentukan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikani) Daerah Provinsi Maluku,  dengan susunan keanggotaan sebanyak 28 orang yang tardiri dari dinas/instansi terkait.(PM.007)

Komentar

Belum Ada Komentar