Widya Ismail : Seni Religius Sebagai Alat Perekat Umat
Kamis, 14 November 2019
PELITA MALUKU.COM
Bagikan

Widya Ismail : Seni Religius Sebagai Alat Perekat Umat

Ambon, Pelita Maluku.com - Upaya pembinaan dan pengembangan seni qasidah memang bukan suatu hal yang mudah, karena kesenian yang bernuansa religius sebagai alat perekat umat. Apalagi ketika masyarakat khususnya generasi muda telah bersentuhan dengan era globalisasi dan modernisasi.

"Selaku Ketua Umum DPW Lasqi yang baru, saya akan berupaya agar Lasqi kedepan lebih maju lagi bukan saja pada aspek prestasi, akan tetapi yang tidak kalah penting adalah untuk membangun karakter generasi bangsa yang memiliki jiwa kreatifitas dan inovatif didalam menghasilkan karya seni dan budaya yang lebih baik." ungkap Ketua Umum DPW Lasqi Provinsi Maluku Widya Murad Ismail, saat pembukaan Festival Seni Qasidah tingkat Provinsi Maluku tahun 2019, yang berlangsung di Gedung Islamic Center Ambon, Rabu (13/11). 

Istri orang nomor satu di provinsi Maluku ini bersyukur kegiatan Lasqi berlangsung dengan baik, walaupun kondisi Maluku saat ini belum stabil karena diguncang gempa, namun kebersamaan antar umat beragama tetap terjalin dengan harmonis.

"Melalui seni qasidah kita dapat berhijrah meninggalkan keruntuhan moral dan akhlak, singkirkan gelora kebencian dan gelorakanlah hubungan kasih untuk membangun Maluku melalui seni bernuansa keagamaan seperti Lasqi."tuturnya.

Untuk itu, Istri Gubernur Maluku mengajak, masyarakat Maluku jadikan pelaksanaan festival seni qasidah tingkat Provinsi Maluku ini sebagai era kebangkitan masyarakat Maluku didalam pengembangan seni dan budaya didaerah ini, terutama menyongsong event akbar festival seni qasidah tingkat Nasional yang akan dilaksanakan pada 25 hingga 30 November nantinya.

Ajakan ini disampaikan Widya Ismail mengingat Kota Ambon Ibukota Provinsi Maluku akan menjadi tuan rumah pelaksana.

"Doa dan harapan saya, semoga pelaksanaan festival ini dapat berjalan aman, lancar dan sukses. Kepada dewan juri kami harapkan juga agar dapat melaksanakan tugas dan kepercayaan ini secara jujur, amanah dan bertanggungjawab."harapnya.

img-1573727913.jpg

Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, dalam kesempatan yang sama mengatakan, bicara soal seni, provinsi maluku memiliki keberagaman kekayaan yang diturunkan oleh para leluhur.

Untuk itu, festival lomba seni qasidah tingkat Provinsi Maluku, sebagai ajang pembinaan untuk generasi muda meningkatkan pemahaman tentang Islam dibidang kesenian.

Apalagi kini Kota Ambon lanjut Orno, telah ditetapkan sebagai kota musik dunia, hingga seni religius juga harus mengambil bagian penting, karena sebagai orang yang percaya kita pahami Allah ini sangat senang dengan puji-pujian dan Allah bertahta diatas puji-pujian.

Senada dengan itu, Kakanwil Agama Provinsi Maluku Fesal Musaad memberikan apresiasi penuh kepada Gubernur Maluku Murad Ismail, Ketua Umum DPW Lasqi Provinsi Maluku Widya Murad Ismail serta panitia penyelenggara telah menjaga dan merawat seni Qasidah dibumi Maluku dan telah berbuat baik untuk generasi muda Islam baik di pondok pesantren dan kelompok masjid semakin hidup dan semua itu merupakan pendidikan yang berkarakter hingga harus jadi kekuatan moral dan jati diri orang Maluku.

Olehnya lomba kali ini kata Musaad, memiliki makna sangat historis karena berlangsung dalam keadaan Maluku yang diguncang gempa. Karena ini khasanah islam yang mesti dikembangkan, hingga generasi muda terus berjuang dan juga butuh hiburan religius yang bisa menyatukan mereka dalam berbagai perbedaan.

"Jadi seni yang bernuansa Islam harus terus dijaga dan dirawat serta dipelihara dan dihidupkan."akuinya.

Selain itu, Ketua Panitia Pelaksana Aji Muhammad, dalam laporannya, mengatakan, dalam festival lomba seni qasidah ini di ikuti oleh 218 peserta dengan delapan jenis mata lomba yang akan dipertandingkan. Dimana peserta berasal dari Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), Buru, Maluku Tenggara (Malra), dan Kota Tual. (PM.007)

Komentar

Belum Ada Komentar