Maluku Tenggara, Pelita Maluku.com Bupati Maluku Tenggara M Thaher Hanubun menjelaskan, Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, sebagai daerah perbatasan dan daerah terluar, awalnya masih cukup tertinggal. Ketertinggalan itu terlihat dari rendahnya kapasitas infrastruktur, pelayanan dasar, akses konektivitas jalan dan jembatan, akses rumah layak huni, air bersih dan sanitasi, hingga akses pelayanan Pendidikan dan Kesehatan belum maksimal.“
Tetapi saudara masyarakat Kei Besar boleh lihat apa yang sudah ada sekarang, buka mata, buka hati, bahwa Kei Besar telah terjadi perubahan-perubahan besar.” Ungkap Hanubun.
Menurutnya, sejak Maluku Tenggara berdiri 22 Desember 1952 sampai sekarang sudah lebih dari 70 tahun, Pulau Kei Besar tidak memiliki Rumah Sakit, masyarakat harus dirujuk dari Puskesmas di Pulau Kei Besar menuju ke RSUD di Kota Langgur.
“Walaupun ada puskesmas yang dibangun cukup bagus, namun berkat rekomendasi Gubernur Maluku, dan keprihatinan sekaligus kerinduan warga masyarakat yang mendorong kami memperjuangkan pembangunan Rumah Sakit terutama di Pulau Kei Besar.” Jelasnya.
Ia menjelaskan, sejak 2019, hal ini telah diperjuangkan, dan keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Provinsi Maluku.
“Sekali lagi saya atas nama Pemerintah Daerah dan Rakyat Maluku Tenggara, tidak ada kata lain kecuali mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur Maluku, atas dukungan dan fondasi Gubernur, selaku wakil Pemerintah Pusat maka usaha-usaha kami menjadi lebih mudah. Dana transfer yang kami terima dari Pemerintah Pusat secara perlahan lahan meningkat dari tahun ke tahun yang sebelumnya kurang lebih Rp. 600miliar termasuk tahun 2023, dan fisik yang kami terima sebesar Rp. 231.930.207.000 dan jika dibandingkan dengan 10 kabupaten kota lain kalah dari Maluku Tenggara. Itu berkat rekomendasi Gubernur, para tokoh agama, sehingga dimudahkan perjalanannya.” Ungkapnya.
Dikatakan Hanubun, dalam alokasi Rp. 231.930.207.000 didalamnya ada Rp. 74.585.143.199, untuk pembangunan Rumah Sakit Pratama MTH di Elat.
“Setuju tidak setuju, pembangunan ini pasti jalan, untuk itu tenaga teknis Dinas Kesehatan dan Bapa Raja saya mohon dengan kerendahan hati bisa menjaga, jangan lagi ada yang datang pasang sasi di tempat ini. Pembangunan Gedung Rumah Sakit, pengadaan prasarana, pengadaan alat Kesehatan jadi Rp.40 miliar fisik bangunan dan Rp.30miliar lebih untuk alat Kesehatan.” Terangnya.
Bupati juga menegaskan bahwa lokasi pembangunan adalah lahan milik Pemerintah Daerah.
“Elat dan Pulau kei besar akan mampu berkembang termasuk pembangunan rumah sakit ini akan berjalan lancar jika kondisi kamtibmas terkendali tidak ada hambatan dan gangguan.” Ujarnya.
Ia juga melaporkan, pembangunan di Pulau Kei Besar ini memerlukan semangat juang, dan saat ini di Kei Besar bidang telekomunikasi sinyal 4g sudah masuk sehingga ujian sudah bisa berlangsung di sekolah masing-masing, listrik dan air bersih sudah teratasi, meskipun belum 100%, selain itu juga stunting sudah menurun di Kei.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh, Pangdam XVI/Pattimura, Bupati Maluku Tenggara, Wakapolda Maluku, Kabinda Maluku, Danrem 151/Binaiya, Forkopimda Provinsi Maluku, Sekretaris Daerah Maluku, Ketua TP-PKK Provinsi Maluku, Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara, Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku tenggara, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan unsur lainnya. (PM.007)