Saumlaki,
Pelita Maluku.com - Semua pemimpin di dunia, tidak terkecuali
siapapun, tentunya merasakan dampak buruk akibat dari penyebaran
pandemi Covid-19.
Hal itupun juga dialami oleh Mantan Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon, yang kurun waktu 5 tahun, memimpin negeri berjuluk Duan – Lolat hanya mampu mengendalikan APBD dan APBD Perubahan selama kurang lebih 3 tahun. Dan pengendalian yang dilakukan sangat dirasakan masyarakat.
Buktinya, kemajuan Tanimbar semakin jauh dari kekumuhan, bahkan pembangunan terus berjalan, sekolah baru di bangun, Pembangunan Puskesmas dengan model rawat nginap dibangun hingga ke pelosok Kecamatan, Perbaikan jalan dan jembatan termasuk pembangunan jembatan Leta Oaralan yang menghubungkan pulau Yamdena dengan Pulau Larat, akses jalan masuk ke beberapa desa tertinggal yang terbengkalai hingga belasan tahun menjadi prioritas penyelesaian, serta akses jalan masuk ke wisata Pantai Weluan yang terbengkalai telah diperbaiki hingga pintu masuk kawasan wisata Weluan di Olilit Timur, median dan drainase di seputaran Ibu Kota Saumlaki, bangunan pasar baru tradisional Ngrimase Olilit di Saumlaki, Pasar rakyat di desa Kabiarat dan beberapa di kecamatan terluar, pembangunan RSUD Magretti dengan desain kontemporer di kawasan Ukurlaran sebagai cara ampuh menaikan akreditasi rumah sakit serta peningkatan pelayanan di bidang kesehatan, perubahan nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar, perjuangan pengelolaan PI 10% yang sebelumnya 0% diputuskan menjadi 3%, sukses membangun fasilitas MTQ dan tercatat sebagai Bupati yang berhasil menjadikan Tanimbar sebagai rumah toleransi dengan penduduk muslim yang hanya 4%. Namun bisa menyelenggarakan MTQ Maluku ke-29. Bahkan tersiar ke negara-negara muslim seperti di Kazakhstan. Demikian di ungkapkan salah satu Tokoh Pemuda Tanimbar Aya Sampo, Selasa (24/01/2023).
Selain itu lanjut Sampo, Bupati Petrus Fatlolon juga dicatat sebagai Bupati yang paling banyak melakukan kunjungan kerja sampai ke kecamatan dan desa terpencil, berbagi dengan anak-anak sekolah dalam kunjungan kerja, bertatap muka dengan penyandang disabilitas, para lansia, janda dan duda, kaum buruh, petani dan nelayan, menjamu para tamu yang datang dari desa-desa serta tamu daerah dari Ibukota Provinsi dan Pusat, menjadwalkan tamu dari unsur masyarakat pada hari kamis serta menetapkan hari kamis sebagai hari tematis tenun ikat Tanimbar yang wajib dipakai saat bekerja di kantor atau tempat kerja bagi para pelaku usaha serta BUMN/BUMD.
Kebijakan
ini Kata Sampo, ikut menumbuh kembangkan usaha menenun bagi para
pengrajin tenun ikat Tanimbar sehingga roda perekonomian tak surut di
pusaran pelaku usaha, memiliki kebun puluhan hektar di Karawang Jawa
Barat dan di desa Ilngei Kecamatan Tanimbar Selatan jauh sebelum
menjadi Bupati pada tahun 2017, bahkan menyempatkan waktu berkebun di
sela-sela kesibukannya sebagai Bupati. Serta masih banyak lagi
prestasi yang hanya memakan waktu kira-kira 3 tahun. Sedangkan
sisanya termakan penanganan pandemi covid-19, bayangkan saja
bagaimana bila 10 tahun memimpin.
Pada pertarungan Pilkada
2017, sosok Petrus Fatlolon Ungkap Sampo, tak mengandalkan donatur
siapapun dalam pemenangannya, karena ia berpikir hal itu sama saja
dengan menggadaikan seluruh pembiayaan Negara melalui APBD kepada
para kontraktor. Dan pada Pilkada 2024 nanti hal yang sama juga akan
dilakukan.
Disamping itu satu hal yang paling menajubkan dari seorang Fatlolon adalah, kerendahan hatinya, dimana setelah dilantik
pada 22 Mei 2017, Bupati Petrus Fatlolon merangkul tokoh-tokoh yang
kalah dalam kontestasi Pilkada bersamanya sebagai lawannya dan
mengakomodir mereka dalam niat yang tulus membangun Tanimbar.
Katakanlah, Wakil Bupati periode 2012-2017 Petrus Paulus Werembinan
yang adalah lawan politik dalam Pilkada 2017, akhirnya dilantik
memimpin BUMD PT. Kidabela yang mengurus transportasi laut berupa
Kapal Ferry penyeberangan antar pulau kecil.
“Ini
suatu terobosan menarik yang mana pada tahun 2019 dilakukan juga oleh
Presiden Joko Widodo yang melantik Prabowo Subianto sebagai Menteri
Pertahanan di mana Prabowo sendiri adalah rival kandidat Presiden
pada Pilpres 2019 bersama Joko Widodo, dan tak lama berselang juga
melantik Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata Dan
Ekononi Kreatif di mana Sandiaga menjadi rival kandidat Wakil
Presiden di Pilpres 2019.” Ungkap Sampo
Di sisi lain Jelas
Sampo, Bupati yang tercatat telah memiliki rumah pribadi plus
perabotan mewah di Tanimbar, sejumlah tanah, hotel di Larat, 2 unit
rumah mewah di Jakarta, vila eksklusif dan elegant di Bali, rumah di
Sorong dan Ambon, hanya seorang Petrus Fatlolon. Bahkan telah
menyumbang rumah ibadah di Sorong, Ambon dan Tanimbar sejak tahun
2002 sampai tahun 2016 sebelum bertarung dalam kontestasi Pilkada
2017.
Terkait masalah pengangguran Ungkap Sampo, pada
pemerintahan sebelumnya mereka tidak berani mengakomodir tenaga honor
atau kontrak daerah, karena tertumbuk masalah pendanaan yang nantinya
memberatkan APBD. Namun di masa kepemimpinan Fatlolon, kurang lebih
ribuan orang diangkat untuk mengisi posisi teknis di pemerintahan
dengan metode perjanjian kerja selama 4 tahun lamanya. Dan kini
mereka telah menikmati kehidupan yang pantas dan layak sebagai tenaga
kontrak daerah.
“Ini
adalah suatu kebijakan dan terobosan yang menguntungkan rakyat
Tanimbar. Keberanian ini mengurai persoalan pengangguran yang terjadi
di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Hanya saja saat ini tak ada satupun
pejabat di pemerintah KKT yang berani mengakomodir tenaga kontrak
daerah itu. Mereka sudah kembali ke rumah. Diberhentikan. Mungkin ada
kepentingan lain yang lebih besar ketimbang mengurus recehan di
kantong para honorer,” ungkapnya
Hebat kan sosok ini?. Masih
percaya dengan berita bohong yang dihembuskan mereka yang ingin
menjatuhkan popularitas sang visioner dan inovatif, Petrus Fatlolon?.
Jangan mudah dipengaruhi dengan informasi yang menyesatkan!
(PM.****)