Natal Bersama GPM, 399 Penyandang Disabilitas Dirangkul dengan Damai

Natal Bersama GPM, 399 Penyandang Disabilitas Dirangkul dengan Damai

Ambon, Pelita Maluku – Sukacita Natal terasa kuat ketika 399 penyandang disabilitas merayakan Natal bersama Gereja Protestan Maluku (GPM) Klasis Pulau Ambon, Rabu (3/12), bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Sedunia 2025.

Perayaan ini mengangkat tema Natal GPM “Natal Kristus Menghadirkan Damai Sejahtera Bagi Semua”, selaras dengan tema Hari Disabilitas Internasional 2025 “Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan.”

img-1764764466.jpg

Hadir mewakili Wali Kota Ambon, Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Pelayanan Publik, Alexander Hursepuny, menyampaikan pesan Natal dari Pemerintah Kota Ambon. 

Ia menegaskan bahwa kehadiran penyandang disabilitas dalam perayaan gerejawi bukan sekadar bentuk empati, tetapi wujud kasih, kesetaraan, dan penerimaan sebagai sesama ciptaan Tuhan.

“Perayaan ini istimewa karena kita merayakan kelahiran Sang Juru Selamat bersama anak-anak penyandang disabilitas. Mereka memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Tugas kita adalah mendukung dan memberi ruang,” ujarnya.

img-1764764517.jpg

Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kota Ambon akan terus menciptakan kota yang aman, inklusif, dan memberi ruang kreativitas bagi semua anak tanpa kecuali.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Majelis Pekerja Harian Sinode GPM Maluku, Pdt. K. Iren Koljaan, menyampaikan apresiasi mendalam kepada orang tua dan para pendidik yang setia merawat serta mendampingi anak-anak penyandang disabilitas.

img-1764764555.jpg

“Mereka bukan beban. Mereka adalah anugerah Tuhan dengan keistimewaan yang tidak dimiliki orang lain,” tegasnya.

Ia menyampaikan bahwa dalam kebijakan pelayanan GPM 2025–2030, perlindungan anak dan penyandang disabilitas menjadi isu strategis, sehingga layanan inklusif wajib hadir di tingkat sinodal, klasis, hingga jemaat.

img-1764764648.jpg

Pdt. Iren juga mengingatkan agar rumah, sekolah, gereja, dan lingkungan sosial menjadi ruang tanpa diskriminasi.

 “Anak-anak penyandang disabilitas masih menyuarakan pengalaman bullying dan penghinaan. Mari melihat mereka dengan dua mata kasih, bukan satu mata penilaian.”

img-1764764725.jpg

Perayaan Natal berlangsung haru saat anak-anak penyandang disabilitas tampil bergantian bernyanyi, menari, dan membawakan drama pendek. Banyak orang tua tidak mampu menahan air mata melihat putra-putri mereka tampil percaya diri di hadapan jemaat.

img-1764764788.jpg

Natal malam itu meneguhkan satu harapan besar: bahwa penyandang disabilitas bukan sekadar hadir dalam ruang ibadah, tetapi memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin di masa depan di masyarakat, di gereja, dan di tanah air.


REDAKSI PELITA MALUKU - AIS 







Sumber : https://pelitamaluku.com/natal-bersama-gpm-399-penyandang-disabilitas-dirangkul-dengan-damai-detail-460778