Produksi Naik, Maluku Masih Defisit Pangan: Pertanian Siap Genjot MBG

Produksi Naik, Maluku Masih Defisit Pangan: Pertanian Siap Genjot MBG

Ambon , Pelita Maluku - Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Ilham Tauda menegaskan bahwa meskipun produksi pangan Maluku mengalami peningkatan signifikan, daerah ini masih menghadapi defisit besar pada sejumlah komoditas strategis. Karena itu, sektor pertanian diminta bergerak lebih agresif untuk menopang Program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar tidak terus bergantung pada pasokan luar daerah.

Pernyataan tegas tersebut disampaikan Ilham dalam kegiatan Coffee Morning yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi Maluku di Cafe View Karang Panjang, Ambon, Selasa (16/12/2025).

“Produksi kita naik, tapi jujur saja, belum cukup. Masih ada kekurangan besar yang harus ditutup. Inilah tantangan nyata pertanian Maluku,” tegas Ilham.

Ia mengungkapkan, sepanjang 2025 produksi beras Maluku mencapai sekitar 51 ribu ton, atau naik 12 persen dibanding 2024, seiring keberhasilan program luas tambah tanam yang bahkan telah melampaui target nasional. Capaian ini, kata Ilham, diperkuat oleh rilis BPS hingga Desember 2025.

Namun di balik capaian tersebut, Maluku masih mengalami defisit beras lebih dari 100 ribu ton, sehingga pasokan dari luar daerah masih menjadi keharusan. Meski demikian, Ilham menegaskan bahwa sekitar 10 persen kebutuhan beras MBG sebenarnya sudah bisa dipenuhi dari produksi lokal.

Untuk komoditas jagung, Maluku justru mencatat surplus nyata. Dari total produksi sekitar 7.500 ton, terdapat surplus 3.800 ton, hasil dari gerakan tanam masif yang melibatkan pemerintah daerah, TNI, dan Polri.

Sebaliknya, bawang merah masih menjadi titik lemah karena keterbatasan dukungan anggaran, sehingga pengembangannya bergantung pada swadaya petani. Sementara itu, cabai rawit dinyatakan aman hingga Natal dan Tahun Baru, berkat gerakan tanam serempak sejak Agustus 2025.

Di sektor peternakan, Ilham menyebut kondisi lebih menantang. Produksi telur ayam baru mampu memenuhi sekitar 39 persen kebutuhan, sedangkan daging ayam sekitar 30 persen. Namun untuk daging sapi, Maluku justru surplus hingga 125 persen.

“Untuk MBG, tantangan kita ada di ayam dan telur. Tapi ini juga peluang besar untuk kita kembangkan di Maluku,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, Maluku ditetapkan sebagai salah satu dari 12 provinsi penerima program pengembangan peternakan terintegrasi dari Kementerian Pertanian, dengan target produksi 100 ribu ekor ayam.

“Kami targetkan ke depan, minimal 70 sampai 80 persen kebutuhan konsumsi bisa dipenuhi dari produksi lokal. Ini bukan pilihan, tapi keharusan,” ujar Ilham.

Ia menegaskan, penguatan sektor hulu pertanian dan peternakan menjadi kunci agar MBG berjalan berkelanjutan, sekaligus mendorong kemandirian pangan dan kesejahteraan petani Maluku.


REDAKSI PELITA MALUKU - AIS




Sumber : https://pelitamaluku.com/produksi-naik-maluku-masih-defisit-pangan-pertanian-siap-genjot-mbg-detail-460996