Ambon, Pelita Maluku - Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) menegaskan komitmennya menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat sagu nasional melalui pembangunan industri berbasis hilirisasi dan pemberdayaan masyarakat. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Seram Bagian Timur, M. Miftah Thoha R. Wattimena, S.IP., M.A. di Santika Hotel, Rabu (26/11/2025)
Sejak dilantik, kata Wattimena, pemerintah daerah langsung memetakan sektor potensial yang dapat dikembangkan, terutama di tengah kondisi efisiensi anggaran nasional.
Menurutnya, pemerintah daerah harus lebih inovatif dalam menyusun program pembangunan agar tepat sasaran dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Berbicara mengenai sagu di Maluku berarti berbicara mengenai Seram Bagian Timur. Dari total 35.000 hektare lahan sagu di Maluku, 34.000 hektare ada di SBT. Ini potensi luar biasa dari budi daya hingga pengalaman masyarakat dalam pengolahan,” tegasnya.
Wattimena menyebut arahan Presiden terkait Program Strategis Nasional (PSN) identifikasi komoditas sagu menjadi peluang besar untuk mengangkat nilai tambah ekonomi masyarakat. Karena itu, Pemkab SBT memutuskan menjadikan sagu sebagai fokus pembangunan daerah.
Empat Langkah Konkret Pemerintah Daerah Meningkat potensi adalah :
1. Pemetaan sentra produksi sagu sekaligus menyiapkan SBT sebagai Seram Agro Industrial Park, kawasan industri pertama berbasis sagu di Maluku.
2. Penguatan Kelembagaan Petani dan Pelaku Usaha dan masyarakat tidak hanya menjadi pemasok bahan baku, tetapi juga ikut dalam proses hilirisasi agar memperoleh nilai tambah ekonomi.
3. Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan rekomendasi, dan Bappenas menyetujui masuknya SBT dalam daftar usulan PSN untuk membuka peluang dukungan regulasi, pendanaan, dan pembangunan infrastruktur dari pusat.
4. Pembangunan akses jalan, energi, fasilitas pengolahan, dan pengembangan food estate berbasis sagu menjadi prioritas untuk menguatkan ketahanan pangan lokal.
Wattimena menegaskan bahwa pengembangan sagu akan dilakukan secara bertahap, terukur, dan kolaboratif dengan menjaga keberlanjutan lingkungan serta melibatkan masyarakat adat dan petani lokal sebagai pelaku utama.
“Seram Bagian Timur siap menjadi pusat sagu nasional. Kami membawa spirit ‘Guardians of Sago’ sebagai komitmen menjaga, mengembangkan, dan menyejahterakan masyarakat melalui komoditas ini,” tutupnya.
REDAKSI PELITA MALUKU - AIS