Ambon, Pelita Maluku,com - Bertepatan dengan momentum HUT Pattimura Ke-203, 15 Mei 2020, Ketua Dekranasda Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail, meluncurkan program Kompetisi MI (Membangun Negeri) dan Walang UMKM atau WM Centre, Jumat (15/5).
Press conference via zoom meeting itu diikuti sejumlah wartawan, pimpinan OPD di lingkup Pemprov Maluku, dan tokoh masyarakat dan pelaku UMKM.
"Dengan semangat Pattimura, saya
mengajak kita semua untuk tetap produktif di tengah pendemi Covid-19,"
ungkap Widya membuka percakapan.
Kompetisi MI atau “Membangun negeri”,
sebut Widya, bertujuan untuk mengajak masyarakat, terkhususnya generasi muda
Maluku untuk tetap produktif walau dalam kondisi “tado di rumah”.
Istri Gubernur Maluku, Murad Ismail, ini menambahkan, kompetisi MI juga bertujuan, untuk meningkatkan partisipasi dan dukungan masyarakat, khususnya generasi muda Maluku untuk bisa bekerjasama dengan pemerintah dalam membangun negeri melalui ide-ide kreatif dan inovatif.
"Jika ada generasi muda yang
selama ini selalu mengkritik pemerintah, pada kesempatan ini kita beri mereka
challenge (tantangan), untuk ikut memberikan pikiran-pikiran kreatif, inovatif
dan konstruktif kepada pemerintah," jelas Widya.
Menurut dia, bentuk kegiatan ini
adalah kompetisi menulis karya ilmiah yakni, dalam bentuk kelompok maksimal
lima orang. Mereka nantinya memilih salah satu desa/negeri di Maluku, dengan
potensi unggulan yang dimiliki untuk dijadikan objek penulisan karya ilmiah
itu.
Tulisan komprehensif tersebut, kata
Widya, akan menjadi semacam proposal untuk pengembangan desa/negeri, dimana
implementasi program “Membangun negerI” ini akan dilaksanakan setelah masa
pendemi Covid-19 berakhir.
Kelompok yang memenangkan Kompetisi
MI, terang Widya, akan dilibatkan pula dalam program ‘Membangun negeri” ini.
Untuk peserta Kompetisi MI, kata Widya, merupakan lulusan SMA/SMK/sederajat dan
lulusan Universitas/Perguruan Tinggi di Maluku.
Pendaftaran mengikuti Kompetisi MI
terhitung tanggal 15 Mei 2020 sampai 15 Juni 2020. Selanjutnya para pendaftar
akan dihubungi panitia untuk melakukan technical meeting via zoom guna
menyampaikan petunjuk teknis kompetisi.
Masih kata dia, Kompetisi MI
memperebutkan total hadiah Rp15 juta. Penilaian dilakukan oleh lima Dewan Juri
dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGPP) Provinsi Maluku, dan
unsur penyelenggara. Pemenangnya akan diumumkan saat HUT Provinsi Maluku, 19
Agustus 2020.
Sementara Walang UMKM atau WM Centre
adalah program Dekranasda Maluku berupa “market place” berbasis teknologi untuk
memfasilitasi produk-produk UMKM lokal, agar bisa diakses melalui website
maupun aplikasi android yang didownload di Play Store atau di App Store.
Market place ini, jelas Widya, untuk
membantu pelaku UMKM menjangkau pasar atau konsumen, tidak sebatas di wilayah
Maluku, tapi juga di luar Maluku.
"Jadi, market place ini semacam
bisnis start-up yang sudah ada di Indonesia seperti Tokopedia, Bukalapak,
Shopee, dan sebagianya, namun ini lebih dikhususkan pada produk-produk UMKM
dari Maluku," beber Widya.
Menurutnya, trend masyarakat kita
dalam pola konsumsi saat ini sudah mulai bergeser. Bila tadinya transaksi
jual-beli hanya terjadi bila pembeli bertemu penjual secara off-line (bertemu
langsung), saat ini penjualan on-line sudah menjadi salah satu pilihan. Apalagi
di masa pendemi Covid-19 saat ini.
Untuk itu, kata Widya, Dekranasda
Maluku akan memfasilitasinya dan menyediakan “Toko Online” kepada para pelaku
UMKM kita melalui program WM Centre.
Masih sebut Widya, WM Centre yang
berkantor di Gedung Derkranasda Maluku, Jalan Rijali, Belakang Soya, Ambon,
juga akan melakukan capacity building (penguatan kapasitas) UMKM, bersinergi
dengan OPD terkait dan stakeholder lainnya.
WM Centre akan membantu UMKM untuk
akses keuangan ke perbankan, bila UMKM itu visible tapi tidak bankable.
Misalnya untuk memperoleh fasilitas KUR (kredit usaha rakyat). WM Centre juga
dapat menjadi fasilitator pembentukan badan usaha UMKM dalam bentuk koperasi
atau lembaga keuangan mikro (LKM).
Mengakhiri sambutannya, Ketua Tim
Penggerak PKK Provinsi Maluku ini mengatakan, jika program WM Centre ini
berangkat dari pengalaman pribadinya selaku Ketua Dekranasda Maluku, dalam
mendampingi dan membina para pelaku Tenun Tanimbar.
"Para penenun di Ambon selama
ini sudah saya bina. Saya berikan mereka bahan baku benang, mengajak mereka
berinovasi menenun dengan pola dua benang, dan hasilnya sekarang jauh lebih
baik dari sebelumnya. Mereka tidak lagi menunggu datang pembeli, atau meminta
uang panjar, sekadar untuk membeli bahan baku benang dan tinta. Semuanya sudah
saya siapkan, termasuk membeli hasil tenun mereka," tandas Widya.
Belum lama ini dirinya mendorong
masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan “Satu Tanda Cinta Untuk
UMKM”, dengan cara membeli rujak Natsepa. Akibat pendemi Covid-19 dan imbas
ditutupnya lokasi wisata Pantai Natsepa, turut berdampak kepada para penjual
rujak Natsepa di Negeri Suli, Maluku Tengah. Ada juga beberapa pelaku UMKM yang
datang langsung ke kediaman saya, hanya untuk membawa produk mereka.
"Ini membuat saya tergerak untuk
menyediakan Walang UMKM, sebagai rumahnya para pelaku UMKM. WM Centre akan
memfasilitasi mereka untuk akses pasar, akses modal, serta pengembangan
kapasitas mereka," jelasnya (PM.007)