Amarduan Klarifikasi Pemberitaan Himapel, Terkait Tidak Transparan Bagi Mahasiswa KKT-Ambon
Saumlaki, Pelita Maluku.com – Telyawar Amarduan, salah satu anggota Himapel KKT-Ambon, akhirya mengklarifikasi pemberitaan yang dipublikasikan media ini pada Selasa (16/06/2020), dengan judul “Tidak Transparan Bagi Mahasiswa KKT-Ambon, Alfian Fatlolon : Ketua Kerdil Menakodai Himapel”
Dalam klarifikasinya, Amarduan mengungkapkan, bahwa apa yang disampaikan dalam isi berita tersebut benar adanya, Namun diakuinya, telah mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu, sebelum berita dipublikasikan dan Lanjut Amarduan, dirinya tidak mengiformasikan untuk dipublikasikan.
“Saya Telyawar Amarduan ingin mengklarifikasi bahwa yang saya sampaikan di dalam berita tersebut adalah benar namun saya sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu sebelum berita ini di publikasikan dan berita tersebut tidak mendapat informasi dari saya untuk di publikasikan,” Jelas Amarduan kepada Pelita Maluku.com Selasa (16/06/2020).
Untuk itu Amarduan secara pribadi meminta maaf, atas ketidakyamanan dihati pengurus Himapel KKT-Ambon dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar atas pemberitaan ini.
Seperti diketahui dalam pemberitaan sebelumnya pada Selasa (16/06/2020), Salah satu Anggota Himapel Kabupaten Kepulauan Tanimbar asal Kota Ambon, Alfin Fatlolon menilai, bantuan yang disalurkan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar Kepada Mahasiswa dan Mahasiswi KKT di Ambon, melalui Dana Covid-19 tidak transparasi.
Penilaian ini disampaikan, sebagai bentuk kegelisahan dari anggota Himapel, yang tidak mendapatkan bantuan dari Pemda KKT. Padahal, seluruh data telah dimasukan kepada masing-masing paguyuban, termasuk ketua paguyuban, untuk diteruskan kepada Pengurus Himapel, namun sayangnya data yang dimasukan tersebut tidak direalisasikan oleh Pengurus Himapel.
Jika disingung hal ini, Pengurus Himapel Lanjut Alfian Fatlolon, terkesan menghindar dan menjawab tidak sesuai dengan substansi yang ditanyakan.
“Kami mesti menanyakan Kenapa, nama-nama kami sudah dicover perpaguyuban dan nama-nama itu jelas dan kompherensif kami masukan sesuai permintaan pengurus pada bulan-bulan kemarin, tetapi yang mendapatkan tidak semua sesuai data yang kami masukan, kemudian jika teman-teman kami menanyakan kejelasan dari pengurus di WA Group Himapel, pengurus malah memberikan penjelasan yang tidak sesuai dengan apa yang teman-teman kami tanyakan,” kesal Alfian Fatlolon.
Selain itu Amarduan salah satu Anggota Himapel KKT-Ambon, secara pribadi heran, lantaran teman-teman yang notabene memiliki hak untuk mendapatkan bantuan, malah dipersulit dengan berbagai persyaratan yang tidak jelas.
Semestinya ungkap Amarduan, agar anggaran ini disalurkan tepat sasaran, sebaiknya dialokasikan per paguyuban, sesuai data yang dimasukan pengurus Himapel, sehingga masing-masing ketua paguyuban bisa berperan.
“Bukan tidak percaya tetapi tapi harus kita tempatkan sesuai tupoksi. Karena kinerjanya yang model bagini, imbasnya kepada teman-teman yang lain, kasihan buat teman-teman yang tidak dapat. Lantas teman-teman yang lain Mau di kemanakan?, ada apa sebenarnya?, Tanya Amarduan.
Alfin Fatlolon dalam kesempatan ini pula mengkritisi Ketua Himapel yang bekerja tidak sesuai dengan mekanisme organisasi, karena tidak melibatkan ketua-ketua paguyuban, yang pada akhirnya menimbulkan kepincangan organisasi.
“Ketua Himapel KKT - Ambon kerdil dalam menakodahi himapel, kerena pasca pelantikan Pengurus Himapel arah dan perjalanan himpunan ini tidak tahu di kemanakan, bahkan menurun drastis dari ekspektasi besar para pendiri dan pembesar organisasi dalam bingkai pergerakan, walaupun opsi kemandekan organisasi di jadikan sebagai prasyarat substantif yang kondisional, tetapi seidealnya menjadi pemimpin yang mampu untuk merangkul semua paguyuban-paguyuban yang berbasis di KKT biar opsi kemandekan jangan terulang lagi dan organisasi ini aktif untuk selama-lamanya,” Jelas Alfin (Gilang)
Bagikan:
Belum Ada Komentar