Kardinal Suharyo : Sumpah Pemuda Usung Semangat Pesparani II
Jum'at, 28 Oktober 2022
PELITA MALUKU.COM
Bagikan

Kardinal Suharyo : Sumpah Pemuda Usung Semangat Pesparani II

Kupang, Pelita Maluku.com - “Saya beragama Islam, tetapi saya tertarik menyaksikan Pesparani ini. Saya ingin melihat langsung dan mengenal umat Katolik dari seluruh Indonesia, lebih khusus mau berfoto dengan Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo,” inilah adalah cerita dan ungkapan hati Siti Halima seorang penonton yang ikut memadati halaman Stadion Oepoi untuk menyaksikan pembukaan Expo Nusantara, Kamis, (27/10/2022).

Wanita berusia 31 tahun asal Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang ini mengungkapkan, toleransi beragama di Kota Kupang sudah tidak bisa diragukan lagi, karena sudah menjadi kebiasaan yang selalu menjadi turun-temurun

Untuk itu ketika gawai akbar umat Katolik di selenggarakan Kota Kupang dirinya berharap, semua orang yang datang dari berbagai daerah dapat menganggap Kota Kupang sebagai rumah yang penuh damai. 

“Mari dan nikmati Kota Kupang, rumah bagi sejuta umat, tempat teraman bercerita soal toleransi,” ujarnya.

Kurang lebih 400 orang memadati halaman Stadion Oepoi untuk menyaksikan pembukaan Expo Nusantara. 

Di tengah keramaian, tidak saja dipadati oleh umat Katolik saja, tetapi nampak umat dari berbagai kalangan iman turut hadir dan memeriahkan ivent Akbar ini.

“Ada pesan toleransi yang kuat dalam kegiatan hari ini. Para pengisi acara adalah ibu-ibu muslim dan penari sekar jagad para pemudi Hindu. Termasuk Ketua Umum Pesparani II ini adalah seorang Muslim sekaligus Wakil Ketua MUI NTT, KH Jamaludin Ahmad, serta panitia lokal yang berasal dari agama lain,” ujar Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo.

Uskup Agung Jakarta yang juga menjabat sebagai Ketua Konferensi Wali gereja Indonesia ini menambahkan, perayaan Pesparani Nasional II ini diadakan bersamaan dengan perayaan Sumpah Pemuda 28 Oktober.

“Ada makna persatuan dan semangat persaudaraan yang mau disampaikan. Bila berkaca pada sejarah maka umat Katolik sadar bahwa Pesparani adalah peristiwa rohani dan peristiwa kebersamaan,” jelasnya.

Ia memberi contoh ikon toleransi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang di hubungkan dengan terowongan silahturahmi. Karena itu, dirinya berharap Pesparani Nasional II ini tidak lagi bersifat kedaerahan tetapi menjadi satu kesatuan yang kuat yang membawa nama Gereja dan Bangsa. (PAM.008)

Komentar

Belum Ada Komentar