Gerakan SBB Bersih Minta Ketua DPRD SBB Mundur Dari Jabatan
Piru,Pelita Maluku.com – munculnya berbagai persoalan yang
terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) akhir-akhir ini di antaranya, persoalan
pengadaan kapal cepat, temuan BPK masalah uang makan- minum DPRD, pembangunan
Kantor MUI yang terbengkalai, serta banyaknya proyek pembangunan fisik yang
terbengkalai, membuat lembaga yang terhormat itu mendapat kecaman dari berbagai
pihak. Salah satu kecaman itu datang dari Gerakan SBB Bersih, yang diketuai
Yacobis Heatubun.
Kepada Media ini, Senin (01/08/2022) di Piru, Heatubun mengungkapkan, segala persoalan yang terjadi
di Bumi Saka Mese Nusa ini, telah menjadi tanggung jawab DPRD Kabupaten SBB,
Mengapa demikian? karena DPRD setempat tidak mampu menjalankan fungsi
pengawasan secara maksimal, sesuai amanat Undang-Undang
“Kalau DPRD memiliki kemampuan itu, maka tidak akan terjadi
persoalan-persoalan itu, contohnya masalah pengadaan kapal cepat yang sudah
hampir 2 tahun ini kapalnya belum ada di SBB, di sini DPRD terkesan diam saja,” Tandas
Heatubun.
Seharusnya DPRD menurut Heatubun, tidak lamban dalam
mengeluarkan rekomendasi DPRD untuk memproses hukum kasus pengadaan kapal cepat
milik pemerintah daerah. Namun yang terjadi adalah DPRD tidak
menindaklanjutinya.
Tidak ditindaklanjutinya kasus ini, membuktikan bahwa, DPRD
Kabupaten SBB di bawah kepemimpinan Rasyid Lisaholet mati rasa terhadap berbagai
persoalan yang terjadi di daerah, justru sebaliknya yang mereka utamakan adalah
kepentingan pribadi, sehingga kepentingan daerah dikesampingkan,” kesal Heatubun.
Dengan melihat berbagai kelemahan dan tanggung jawab DPRD SBB terhadap persoalan
yang terjadi saat ini, maka Heatubun meminta Ketua DPRD SBB Rasyid Lisaholet
sebaiknya mundur dari jabatannya, karena dinilai gagal dalam menakhodai DPRD
SBB,” tandasnya (PM.010)
Belum Ada Komentar