MTQ Provinsi di KKT, Jadi Bukti Kuatnya Toleransi Beragama di Maluku
Tanimbar, Pelita Maluku.com -Sudah tak heran jika gelaran Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), berlangsung sukses di wilayah yang mayoritas penduduknya beragam islam.
Namun bagaimana jika MTQ digelar pada satu wilayah, yang mayoritas penduduknya beragama kristen protestan dan katolik. Apakah bisa mencapai kata sukses ?.
Di Provinsi Maluku, ada Kabupaten Kepualaun Tanimbar (KKT), yang membuktikan bahwa tak ada yang lebih indah dibandingkan menjaga kedamaian, serta memelihara kekuatan toleransi antar umat beragama.
Hal ini dibuktikan dengan kesuksesan KKT dalam menjadi tuan rumah, MTQ ke XXIX tingkat Provinsi Maluku tahun 2021, yang baru dilaksanakan 18-24 Maret 2022, di Kota Saumlaki.
Kemeriahan malam pembukaan MTQ Provinsi di Kota Saumlaki, KKT, Jumat 18 Maret 2022, menjadi saksi dan sejarah bahwa perbedaan adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah Swt, Tuhan yang Maha Esa.
96 persen masyarakat KKT, diketahui beragama Kristen Protestan dan Katolik. Sementara jumlah warga muslim yang berdomisili tetap di Tanah "Duan Lolat" itu, tak lebih dari empat persen.
Kendati demikian, antusiasme masyarakat KKT, yang ditunjukan di Kota Saumlaki (lokasi kegiatan/ibukota kabupaten), guna mensukseskan jalannya gelaran MTQ, membuktikan bahwa mayoritas dan minoritas serta perbedaan, bukan jadi sekat untuk terus hidup berdampingan.
Walaupun sebanyak 1.076 warga muslim (kontingen) dari 11 Kabupaten/kota, telah berada di Kota Saumlaki, yang mayoritas penduduknya adalah kristen, namun keramahan masyarakat setempat dalam menjamu para kontingen perlu diapresiasi.
"Kami sudah seminggu berada di Kota Saumlaki. Namun situasi disini, masyarakatnya ramah, dan seperti tidak ada perbedaan, atau rasa takut karena berada di wilayah yang bukan mayoritas islam. Intinya kami sangat nyaman dengan sambutan masyarakat KKT,"kata salah satu kontingen.
Bhineka Tunggal ika, atau berbera-beda tetap satu telah ditunjukkan oleh masyarakat Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dalam gelaran MTQ tingkat Provinsi Maluku.
Gubernur Maluku, Murad Ismail, dalam sambutannya saat membuka MTQ tingkat Provinsi di KKT mengatakan, momen gelaran dimaksud memiliki keunikan yang baru pernah ada secara nasional.
"Karena ini merupakan gelaran MTQ tingkat Provinsi, pertama kali di Indonesia dan di Maluku, yang dimana masyarakat dari tuan rumah (KKT), mayoritas merupakan pemeluk agama kristen,"kata Gubernur.
Menurut Gubernur, dengan lancarnya penyelenggaraan tersebut, maka itu adalah bukti kerukunan umat beragama, yang ditunjukan masyarakat KKT dalam mensukseskan MTQ.
"Olehnya itu, apresiasi dan terimakasih kepada panitia atas suksesnya pelaksanaan MTQ perlu diberikan. Hal serupa juga saya sampaikan kepada masyarakat KKT, karena telah menunjukan sikap sebagai tuan rumah yang baik bagi para kontingen,"ujarnya.
Gubernur menambahkan, prestasi dan gelar pada MTQ memang penting, tapi bukan segalanya. Olehnya itu, Murad berpesan kepada para dewan hakim serta pihak terkait, tidak sekali-kali melanggar aturan, yang dapat menyakitkan hati qori dan qoriah.
"Dan saya berharap kepada LPTQ, mulai dari kabupaten hingga provinsi, untuk benar-benar melakukan pembinaan terbaik kepada putra- putri di wilayah masing-masing. Agat ke depan mengharumkan nama Maluku di skala nasional,"tandasnya.
Sementara itu, Bupati KKT Petrus Fatlolon, dalam sambutannya di pembukaan event akbar tersebut mengatakan, MTQ tingkat Provinsi Maluku di wilayahnya merupakan salah satu momen unik.
Menurut Fatlolon, kata unik yang dia maksud karena, Kota Saumlaki, KKT merupakan salah satu wilayah yang memiliki jumlah masyarakat sebanyak 127 ribu, dengan mayoritas kristen 96 persen, namun mampu menjadi tuan rumah MTQ.
"Masyarakat muslim di KKT jumlahnya hanya empat persen, atau 5.000 jiwa dari total 127 ribu secara keseluruhan,"ungkap Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar itu.
Bahkan, lanjut, Fatlolon, panitia MTQ tingkat Provinsi Maluku di KKT, yang dibentuk sejak 2020 sebanyak 386 orang, didominasi oleh mereka yang beragama kristen.
"Ketua panitianyajuga merupakan seorang Pastor. Makanya saya katakan, MTQ tingkat Provinsi Maluku di KKT, adalah salah satu event akbar paling unik dan bersejarah di Indonesia,"terangnya.
"Kami tetap menjaga keragaman hidup antar umat beragama di KKT. Kita disini juga saling mendukung, melengkapi, melindungi dan mengormati. Sebab hidup rukun dan damai adalah kehormatan bagi orang KKT,"tambahnya.
Diungkapkan Fatlolon, ditetapkannya KKT sebagai tuan rumah MRQ tingkat Provinsi Maluku, merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi seluruh masyarakat.
"Olehnya itu kami perlu mengucapkan terimakasih dan Apresiasi, kepada Gubernur Maluku Murad Ismail. Ini sejarah bagi umat islam dan kristen di KKT, karena sejak kabupaten ini berdiri, baru pernah KKT jadi tuan rumah MTQ,"tutupnya.
Untuk diketahui, peserta, pelatih dan asisten pelatih dari 11 Kabupaten/kota, yang terlibat dalam MTQ tingkat Provinsi Maluku di KKT, berjumlah 1.076 orang.
1.076 orang dari 11 Kabupaten/kota itu diantaranya Kota Ambon 88 orang, Kabupaten Buru 100 orang, Buru Selatan 78 orang, Aru 110 orang , Tual 182 orang ,MBD 42 orang, Maluku Tengah 70 orang, Maluku Tenggara 153, SBB 100 orang, SBT 64 orang dan KKT 91 orang.
Sumber anggaran MTQ ke XXIX itu sendiri, berasal dari Pemerintah Provinsi Maluku Rp 1,5 Miliar, dan Rp 21, 861,125, 250 Miliar dari Pemerintah Daerah KKT. Dengan demikian, total anggaran secara keseluruhan kurang lebih, Rp 23,361,125,250 (Miliar).
Bupati-walikota serta para sekertaris daerah maupun kota, dan unsuru Forkopimda Maluku, juga terlihat menghadiri pembukaan MTQ tingkat Provinsi Maluku di KKT. (Gilang)
Belum Ada Komentar