Pemimpin Harus Beri Kemaslahatan Bagi Orang Banyak, Bukan Untuk Kepentingan Pribadinya
Ambon, Pelita Maluku.com - Memimpin adalah sebuah
kemampuan untuk mengindahkan rasa acuh, mengabaikan rasa lelah, meniadakan rasa
kecewa, menggandakan rasa optimis, menyelesaikan masalah yang terjadi serta
menjalankan tugas dengan sepenuh hati. Karena pada hakikatnya, segala sesuatu
yang kita lakukan di dunia ini, akan dipertanggungjawabkan, entah itu perbuatan
baik maupun buruk, besar atau kecil, tentunya akan ditimbang dan menjadi
penentu bagaimana seorang insan di hadapan TUHAN.
Hal ini diungkapkan Koordinator Wilayah Pemuda Katolik
Maluku dan Maluku Utara Gilang Kelyombar, senada dengan amanah yang sedang kita
emban, baik itu sebatas Angota Organisasi, Pengurus Unit atau Rukun, serta Himpunan
Kemahasiswaan Jurusan dan lain-lain. Akan tetapi sekecil apapun itu, amanah dapat
memberikan dampak positif maupun negatif bagi pihak-pihak yang dipimpin.
Menurutnya Kelyombar, ada dua hal utama yang harus
selalu terpatri dalam pikiran seorang pemimpin baik itu sebagai pemimpin di
sebuah lembaga negara, atau sebagai pimpinan di satu SKPD, maupun menjadi
pimpinan Partai Politik atau sebagai pimpinan di sebuah ORMAS. Maupun LSM dan sebagainya.
Pertama, segala sesuatu yang ia rencanakan, harus memberikan
kemaslahatan bagi orang yang ia pimpin. artinya apa yang sudah menjadi tanggung
jawabnya dijalankan dengan baik, sehingga mampu memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi orang banyak dan kedua adalah, tanggung jawab harus mampu
dilaksanakan oleh si pengemban amanah untuk menjadi orang yang lebih baik,
karena pada hakikatnya hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran abadi bagi
seorang individu sejak nafas pertama dihembuskan.
“ Tentu saja, amanah ini bukan untuk keren-kerenan, atau
sebagai alat gagagahan, bukan ajang unjuk diri bahwa kita adalah orang yang
berkapabilitas mumpuni. Tak perlu menuntut hormat dan dianggap hebat karena
semua itu akan datang dengan sendirinya kepada orang yang memang pantas
mendapatkannya. Adalah suatu kesiaan saat kita menjadikan itu semua sebagai
tujuan,” Jelas Kelyombar
Bukan saja itu Amanah Lanjut Kelyombar, bukan hanya
seputar berapa persen program kerja yang berhasil dilaksanakan, bukan sekedar dari
bagus teknis kerja atau program yang dijalankan, namun yang terpenting adalah bagaimana
membangun sebuah tatanan kehidupan sosial yang baik dan menjalani semua
tanggung jawab dengan penuh ketulusan hati, dan bukan ambisi mengejar
kepentingan pribadi, karena tugas seorang pemimpin adalah, membawa organisasi, lembaga
atau sebuah dinas badan untuk menjawab
maksud dan tujuan organisasi.
Bahwa memegang amanah kita bisa melakukan banyak hal
besar, hanya memerlukan niat yang tulus serta determinasi tinggi untuk
mewujudkan itu semua. Dicontohkan Kelyombar, kepengurusan di Badan Pengurus Pusat
Pemuda Katolik maupun sebagai Koordinator Wilayah Maluku dan Maluku Utara,
tentang hal dan program apa yang bisa saya dan teman-teman kita lakukan pada
setiap aspek kepengurusan. Dengan sistim kaderisasi, kita bisa membuat orang
berkembang, mendidik calon-calon penerus bangsa dan lembaga, membekali mereka
dengan segala kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalani tantangan kehidupan,
selanjutnya membentuk mereka menjadi insan-insan yang berakhlak baik, dan yang
terpenting adalah membangun budaya yang baik bagi setiap anggota organisasi dan
itu telah di laksanakan selama ini di Komisariat Cabang Pemuda Katolik Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Jelas Kelyombar, mengembangkan anggota berarti kita membangun
telah mampu mengembangkan Sumber Daya Manusia tanimbar sesuai budaya Duan Lolat,
agar mereka mampu mengembangkan jati diri yang sesungguhnya, membantu
meringankan beban orang lain baik secara finansial maupun sosial, berbagi ilmu agar
mereka mampu menjalani kehidupan bermasyarakat, baik itu di lingkungan
masyarakat maupun di tempat kerja mereka masing-masing, dan berbagi pandangan serta
memotivasi sehingga terus menjalani kehidupan dengan semangat.
Disamping itu, juga dilaksanakan kegiatan-kegiatan
yang membangun interaksi dan rasa kekeluargaan antar anggota, sehingga dapat
membentuk sebuah hubungan sosial yang baik, sehingga setiap anggota merasa
bahagia dan nyaman dalam menjalani kehidupan, berorganisasi maupun
bermasyarakat.
Hal lain yang bisa menjadi bentuk nyata kontribusi
kita terhadap para anggota adalah keprofesian dan kemasyarakatan seperti kegiatan
berhimpun bisa menjadi suplemen dalam proses belajar keilmuan dan keprofesian
di tempat tugas mereka dan mengembangkan pengetahuan dan skill yang dibutuhkan
untuk menunjang pilihan karir mereka pasca dari satu jabatan ke jabatan
berikutn yaitu dari sisi organisasi.
Di sisi lain, Kata Kelyombar, sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap ilmu pengetahuan yang telah di peroleh kita juga mampu
memberikan sumbangsi pemikiran maupun karya kepada masyarakat terhadap problematika
yang terjadi pada mereka dan itu bisa
dimulai dari lingkungan tempat tinggal kita hingga mengabdi kepada masyarakat
di desa-desa yang memang belum terjangkau oleh pemerintah.
Sebagai suatu organisasi, maupun lembaga kita juga
harus mampu membangun hubungan baik dengan pihak lain seperti organisasi, dinas
maupun lembaga lain yang serupa dan berbasis pada program kemaslahatan
masyarakat banyak. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan manfaat organisasi atau
lembaga serta dinas yang kita pimpin kepada pihak luar. wahana belajar kepada
lembaga lain dapat diaplikasikan pada internal organsisasi, serta dinas maupun
sebuah lembaga dapat membuka peluang bagi seluruh pengurus, organisasi, semua staf
atau pejabat yang ada di sebuah dinas maupun sebuah lembaga untuk bekerjasama
dengan pihak-pihak luar, bahkan berbaur bersama masyarakat di akar rumput.
Mengingat begitu luas dan besarnya peluang yang kita
miliki, menjalani semua dengan hati adalah kunci untuk mampu memimpin anggota
dengan sebaik-baiknya. Jangan biarkan kesempatan emas ini berlalu hanya untuk
meningkatkan citra diri. Hidup ini adalah tentang berbuat baik kepada orang
lain yang dengan kebaikan tersebut, Tuhan mendatangkan kebaikan untuk diri
kita.
Fase Terbaik
untuk Menjawab Segala Kegelisahan yang terjadi
Menjadi seorang pejabat atau badan pengurus suatu
organisasi atau lembaga adalah sebuah kesempatan besar untuk membawa perubahan
organisasi serta lembaga dan sebuah dinas badan ke arah yang lebih baik. Segala
kegelisahan diri dan anggota serta staf, bawahan seharusnya menjadi dasar dan
motifasi untuk melaksanakan program serta Visi dan Misi para pimpinan kita, sehingga
dapat membawa sebuah lembaga maupun sebuah dinas badan menuju level yang lebih
tinggi.
Di samping itu, satu hal yang harus di tanamkan adalah
kesempatan ini mungkin hanya datang sekali seumur hidup. Dan Keterlibatan kita
dalam sebuah organisasi serta sebuah dinas maupun lembaga bersama relasi harus di
syukuri dan di manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Untuk itu ajak Kelyombar, mari kita meninggalkan kesan
negatif kepada seluruh anggota atau staf yang kita pimpin, agar mereka dapat
menunjukkan peningkatan, untuk menggali segala potensi diri. fase ini menjadi waktu
yang tepat guna mensimulasikan kehidupan selanjutnya. Pengalaman sebagai pimpinan
dan memimpin suatu kelompok, atau lembaga
atau sebagai pimpinan di sebuah Dinas SKPD hal itu akan membentuk sebuah
behaviour yang baik untuk melangkah pada tingkatan memimpin yang lebih
tinggi.
Kelyombar mencontohkan, seorang walikota Bandung dan
saat ini beliau sudah menjadi Gubernur Jawa Barat saat ini, Ridwan Kamil, pada
OSKM ITB tahun 2014 dalam kegiatan itu beliau mengatakan, bahwa kepemimpinan
beliau adalah hasil belajar secara langsung sebagai pemimpin kelompok kecil,
seperti Kapten Sepakbola, Ketua Angkatan, Ketua Orientasi jurusan, hingga menjadi
pimpinan suatu perusahaan, bahkan sampai menjadi Walikota Bandung. Itu pernyataan
beliau di depan ribuan para mahasiswa ITB.
Selain itu, menjalani kehidupan berorganisasi akan
membuat kita terbiasa bekerjasama dengan orang lain, berlatih bekerja secara
profesional dan membangun self discipline yang akan menjadi penentu keberhasilan
seseorang, mampu memahami orang lain, menghargai waktu dan pemikiran seseorang,
terbiasa untuk mengambil keputusan dan membentuk perspektif diri terhadap
segala fenomena yang kita hadapi.
Jalan ini tentunya Ungkap Kelyombar, tidaklah mudah saat, selama engkau menikmati
karir dan jabatanmu hanya untuk mencari kenyamanan dan kepentingan pribadi, jika
itu benar demikian, berarti ada sesuatu yang salah pada hidupmu, karena
seseorang menerima amanah berarti dia menerima konsekuensi untuk menembus batas
diri dan keluar dari zona nyaman, kemungkinan munculnya hal-hal yang berada di
luar ekspektasi sangatlah tinggi, manajemen waktu, kemampuan mengendalikan
emosi, kemampuan untuk mengutamakan hal-hal yang memang harus diutamakan,
kelihaian membuat strategi dan menyelesaikan permasalahan akan sangat diuji
oleh keadaan. Tantangan ini seharusnya kita sambut dan dijadikan bahan bakar
untuk menjalani semua dengan totalitas tinggi.
Guna membangun kabupaten yang kita cintai ini, Kata
Kelyombar, mungkin jalan ini takkan mudah bila kita menetapkan standar yang
tinggi dalam sebuah jabatan, kepemimpinan yang lebih tinggi akan menimbulkan konflik
internal dan eksternal, seiring berjalannya kepemimpinaan, jika jabatan itu
kita dapat dengan cara bekerja dan mengabdi dengan sungguh-sungguh dan
berkualitas demi kemaslahatan masyarakat, maka Kelyombar optimis segala
keputusan yang dibuat akan mengarah pada keputusan yang paling bijak.
“ Selalulah memohon pertolongan dari-Nya. TUHAN, yang
selalu memohon pertolongan kepada Allah Bapa Disurga, dalam setiap menjalani
tugas sebagai pemimpin spiritual, pemimpin administratif dan pemimpin perang,
hal yang sama juga berlaku untuk kita. Kita akan berhadapan dengan kesalahan
sistem yang kita buat, permasalahan sosial yang timbul seiring interaksi kita dengan
orang lain, permasalahan teknis yang muncul akibat keegoisan kita sendiri. Bagaimaana
kita mau membangun Tanimbar, kalau kita sendiri masih ada kepentingan-kepentingan
pribadi dan kelompok yang terselubung dan kurang matang. Untuk menghadapi itu
semua, kita harus kuat jiwa dan raga. TUHAN yang Maha Membolak-balikkan hati dan yang Maha
Merencanakan, akan memberikan rahmat kepada hamba yang memintanya,” Pinta
Kelyombar
Kelyombar juga meminta, agar isu-isu murahan segera
dihentikan, sebab dampak buruk dari hembusan isu yang tidak benar, pada
akhirnya memberikan dampak buruk bagi masyarakat serta munculnya
pengkotak-kotakan masyarakat hanya demi kepentingan 1 orang?
Apakah kita sebagai masyarakat Tanimbar yang lahir dan
besar dengan tatanan Duan dan Lolat rela melihat pola kerja kotor ini terus
terjadi ?
Apakah setiap masalah harus di dahului dengan saling melempar
dosa dan kesalahan antara satu pihak dengan pihak yang lain? Kalau pada tingkat
pejabat saja sudah saling melempar dan menuduh satu dengan yang lain, lalu
nanti masyarakat yang ada di Kepulauan Tanimbar ini mau mengeluh dan mengaduh
kepada siapa lagi?
Olehnya itu Koordinator Wilayah Pemuda Katolik Maluku
dan Maluku Utara Gilang Kelyombar mengajak, basudara Duan Lolat di manapun
berada, mari kita singsingkan lengan baju, tinggalkan semua carut - marut
persoalan yang sudah terjadi, biarlah itu semua berakhir di tahun ini, dan mari
kita satukan tekat kita untuk sama-sama mengawal semua program dari pemerintah
daerah saat ini.
Biarlah di Tahun yang baru menjadi awal lembaran yang
penuh dengan penuh sukacita.
Terakhir, selamat menjalani tugas para pemimpin - pemimpin masa depan, semoga amanah ini menjadi pemberat
timbangan amal baik di hari akhir kelak (PM.02)
Belum Ada Komentar