Percepatan Pengelolaan Blok Masela, Gubernur Maluku Temui SKK Migas dan INPEX
Jakarta,Pelita Maluku - Menindaklanjuti persetujuan POD (Plan
of Development) LNG Abadi pada Blok Masela antara Pemerintah RI dan INPEX
Coorporation, Pemerintah Provinsi Maluku yang dipimpin langsung Gubernur Maluku
Irjen Pol. (Pur) Drs. Murad Ismail melakukan pertemuan dengan pihak SKK Migas
dan INPEX sebagai operator.
Pertemuan strategis tersebut berlangsung di ruang rapat SKK Migas di Jakarta, Rabu (24/7).
Gubernur yang didampingi oleh Asisten 3 Bidang Ekonomi dan
Pembangunan Setda Maluku Kasrul Selang, dan Karo Umum Setda Maluku Hadi
Sulaiman. Sedangkan dari pihak SKK
Migas, dipimpin langsung Kepala SKK Migas Dwi Sucipto. Sementara tim INPEX
dipimpin President of INPEX Marsela Ltd. Akihiro Watanabe.
Dalam pertemuan tersebut orang nomor satu di Provinsi Maluku
ini menegaskan, inti dari pertemuan itu selain bersilaturahmi, juga membahas
agenda kerja pengelolaan Blok Masela. Dan
sesuai rencana tahap konstruksi akan dimulai pada tahun 2022 mendatang, sedangkan
tahap produksi akan dimulai pada tahun 2027 hingga 2055 mendatang.
Pihak INPEX dalam pertemuan tersebut juga berharap, adanya
dukungan Pemprov Maluku terutama dalam penyediaan lahan, tata ruang dan amdal.
"Pada prinsipnya Pemprov Maluku sangat mendukung semua proses dan percepatan agar Blok Masela segera beroperasi," kata Murad.
Olehnya dalam kesempatan tersebut Gubernur Maluku meminta,
agar Pemprov Maluku dapat berkolaborasi bersama INPEX dan SHELL sebagai mitra
operator dalam mewujudkan pengembangan LNG di darat yang kompetitif.
Ditambahkan Gubernur Maluku, beroperasinya Blok Masela, tentunya akan berdampak pada multiplier effect bagi industri pendukung dan turunan di dalam negeri dalam rangka mendukung perekonomian nasional, termasuk dapat menggenjot ekonomi daerah dan mendatangkan income (pendapatan) bagi Maluku.
Selain itu pengembangan hulu migas di Blok Masela dapat
memberikan kontribusi tambahan produk gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton
(mtpa) per tahun atau sekitar 9,5 juta ton gas alam cari (LNG) pertahun dan 150
mmscfd Gas Pipa. Target tersebut onstream di tahun 2027.
Pengelolaan lapangan hulu minyak dan gas Abadi di Blok Masela
diprediksi akan memberikan efek ganda (multiplier effect) bagi pendapatan
Indonesia sampai dengan US$153 miliar atau setara Rp2.142 triliun (kurs Rp14
ribu per dolar Amerika Serikat) hingga akhir fase produksi pada tahun 2055
mendatang. (PM.007)
Belum Ada Komentar