Arca Kristus Raja Diarak Lintas Gereja di Ambon  Pesan Damai Menggema
Sabtu, 22 November 2025
“Nyalakan Cahaya Dari Timur Untuk Indonesia
Bagikan

Arca Kristus Raja Diarak Lintas Gereja di Ambon Pesan Damai Menggema

Ambon, Pelita Maluku — Kota Ambon kembali memperlihatkan jati dirinya sebagai kota yang berdiri di atas toleransi dan persaudaraan. Perarakan Arca Kristus Raja Semesta Alam digelar dua hari, Sabtu–Minggu (22–23/11/2025), melibatkan umat Katolik dan Gereja Protestan Maluku (GPM), berjalan berdampingan membawa pesan damai bagi Ambon, Maluku, dan Indonesia.

Penjabat Sekretaris Kota Ambon, Robert Sapulette, menegaskan bahwa Ambon akan terus menjadi rujukan nasional dalam menjaga ruang kehidupan yang aman.

“Tanpa damai, pembangunan berhenti. Karena itu kita jaga Ambon tetap rukun, untuk Maluku dan Indonesia damai,” tegasnya.

img-1763789879.jpg

Pastor Paroki Santo Joseph Passo, RD Lukas Kelwulan, mengajak seluruh masyarakat tidak hanya menyaksikan perayaan ini, tetapi terlibat menjaga warisan persaudaraan lintas iman.

“Mari kita wariskan Ambon yang lebih baik kepada generasi berikut,” katanya.

Vikaris Jenderal Keuskupan Amboina, RD Anton Kewole Lerek, menyatakan bahwa Kristus Raja adalah simbol kasih yang menyatukan, bukan memecah.

“Yesus adalah Raja Damai. Yang menyelamatkan manusia bukan kekuasaan melainkan kasih,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa arca hanyalah ekspresi iman, seperti tradisi umat Israel mengarak Tabut Perjanjian.

“Arca bukan berhala. Ini simbol iman dan ungkapan syukur,” tandasnya.

Ketua Panitia, Karolus Lasol, menjelaskan, perarakan tahun ini menempuh rute penuh makna melewati: 10 gereja GPM dan 9 gereja Katolik

Jejak persaudaraan yang hanya dimiliki Ambon — kota yang bangkit dari luka menjadi benteng toleransi.

“Ambon tidak boleh mundur dari kedamaian. Kami berjalan bersama sebagai saudara,” tutur Lasol.

Puncak acara ditandai dengan pemukulan Gong Perdamaian oleh para tokoh agama sebagai penegasan bahwa kerukunan di Ambon tidak boleh diganggu oleh siapapun.

Kegiatan ini menghabiskan anggaran Rp170 juta, hasil gotong royong donatur, Pemprov Maluku, dan Pemkot Ambon  bukti bahwa kedamaian adalah kerja bersama

Perarakan Arca Kristus Raja bukan sekadar ritual Gereja. Ini adalah deklarasi lantang dari masyarakat Ambon bahwa damai adalah harga mati.


REDAKSI PELITA MALUKU -AIS)

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar