
Jejak Sejarah, 90 Tahun Klasis GPM Pulau Ambon Melayani Umat
Ambon, Pelita Maluku – Sembilan dekade sudah Klasis Pulau Ambon berdiri. Di setiap langkah, klasis ini bukan hanya mencatat sejarah Gereja Protestan Maluku (GPM), tetapi juga menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan jemaat di tanah para raja.
Sejak pertama kali berdiri pada 7 September 1935, Klasis Pulau Ambon hadir bukan sekadar struktur organisasi gereja, melainkan rumah besar tempat umat menemukan penguatan iman, harapan, dan kasih. Dari pusat kota Ambon hingga ke pelosok desa, pelayanan klasis telah menjangkau generasi demi generasi.
“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan,” demikian moto iman GPM yang hingga kini menjadi pegangan Klasis Pulau Ambon. Moto itu tidak berhenti sebagai semboyan, tetapi nyata dalam kehidupan umat: anak-anak yang bertumbuh di sekolah minggu, pemuda yang dibina dalam persekutuan, hingga keluarga yang dikuatkan di tengah badai kehidupan.
Jejak sejarahnya panjang. Berawal dari gagasan Pendeta Van Herwerden pada 1933, hingga ditetapkannya GPM sebagai gereja mandiri pada 1935, Klasis Pulau Ambon selalu menjadi bagian penting.
Namun yang membuatnya bertahan hingga usia 90 tahun bukan semata aturan atau sidang sinode, melainkan kesetiaan umat yang terus melayani dan dilayani.
Kini, di usia 90 tahun, Klasis Pulau Ambon tidak hanya menoleh ke belakang mengenang sejarah, tetapi juga menatap masa depan dengan iman.
Di tengah perubahan zaman dan tantangan sosial, klasis ini tetap menjadi pelita yang menuntun umat agar setia kepada Kristus, Kepala Gereja.
Perjalanan 90 tahun ini adalah cerita tentang cinta, kesetiaan, dan karya Allah yang hidup di tengah umat-Nya. Sebuah cerita yang lahir di Ambon, namun menggema hingga ke seluruh tanah Maluku. (PM.007)
Belum Ada Komentar