Maluku Raih Peringkat Kedua Penggerak Daerah Terpencil di Mandaya Awards 2025
Jum'at, 17 Oktober 2025
PELITA MALUKU
Bagikan

Maluku Raih Peringkat Kedua Penggerak Daerah Terpencil di Mandaya Awards 2025

Jakarta, Pelita Maluku — Provinsi Maluku kembali menorehkan prestasi nasional dengan meraih peringkat kedua kategori Penggerak Daerah Terpencil pada ajang Mandaya Awards 2025, yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia di Ballroom Plaza Jamsostek, Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Kepala Badan Penghubung Provinsi Maluku, Saiful Indra Patta, mewakili Gubernur Maluku. Sementara Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil meraih peringkat pertama pada kategori yang sama.

Mandaya Awards menjadi bentuk apresiasi pemerintah pusat kepada daerah, lembaga, dunia usaha, akademisi, dan komunitas masyarakat atas komitmen mereka dalam memberdayakan masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan nasional. Keberhasilan Maluku menempati posisi kedua menjadi bukti nyata bahwa pemerintah daerah berhasil mendorong kemandirian warga di wilayah terpencil.

Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Dr. H. A. Muhaimin Iskandar, menekankan pentingnya paradigma baru dalam pembangunan berbasis pemberdayaan.

“Ukuran keberhasilan pemberdayaan adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat menjadi berdaya, mandiri, dan bermartabat,” ujarnya.

Ia menegaskan, Mandaya Awards bukan sekadar seremoni penghargaan, tetapi simbol perubahan pola pikir dari sekadar memberi bantuan menjadi membangun kemandirian.

“Mandaya bukan sekadar penghargaan, tapi simbol perubahan paradigma: dari bantuan menjadi pemberdayaan, dari program menjadi gerakan, dari ide menjadi dampak nyata,” tegas Muhaimin.

Mantan Ketua DPR RI itu juga mengingatkan bahwa tantangan pemberdayaan masih besar, di tengah angka kemiskinan nasional 8,47% dan indeks ketimpangan sosial 0,375. Karena itu, kebijakan publik harus berfungsi sebagai investasi sosial yang mendorong produktivitas, bukan menciptakan ketergantungan.

“Setiap kebijakan harus menjadi investasi sosial yang menumbuhkan produktivitas, bukan ketergantungan,” tandasnya.

Acara bergengsi ini turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara dan tokoh nasional, di antaranya Menteri Koperasi dan UKM Maman Abdurrahman, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Drs. H. Mukhtarudin, serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, dan Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H. Anwar Hafid.

Selain itu hadir pula Wakil Menteri Perindustrian H. Faisol Riza, Wamendes Ir. H. Ahmad Riza Patria, Wakil Menteri Koperasi Farida Farichah, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Dr. H. Emil Dardak.

Turut memberikan dukungan pula para pejabat tinggi dari Kementerian Sosial, Kementerian Ekonomi Kreatif, BRIN, dan BPS, serta para rektor dari berbagai perguruan tinggi negeri yang berkomitmen memperkuat agenda pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia. (PM.007)


Komentar

Belum Ada Komentar