Dinsos Ambon Fokus pada Pemberdayaan dan Perlindungan Sosial, Bukan Sekedar Bagi Bansos
Senin, 08 Desember 2025
“Nyalakan Cahaya Dari Timur Untuk Indonesia
Bagikan

Dinsos Ambon Fokus pada Pemberdayaan dan Perlindungan Sosial, Bukan Sekedar Bagi Bansos

Ambon, Pelita Maluku — Dinas Sosial Kota Ambon menegaskan bahwa lembaganya bukan sekadar penyalur bansos, melainkan penyelenggara urusan pemerintahan di bidang kesejahteraan sosial dan pemberdayaan kelompok rentan. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Sosial Kota Ambon, drg. Wendy Pelupessy, M.Kes, kepada media di ruang kerjanya, Senin (08/12/2025).

Pelupessy menjelaskan bahwa Dinsos berperan pada lima sektor strategis: rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, serta penanganan fakir miskin dan kelompok rentan.

“Fokus kami juga bagaimana untuk memberdayakan kelompok rentan agar mandiri dan terlindungi,” tegasnya.

Pemberdayaan sosial menjadi bagian dari dukungan terhadap Program ke-14 dari 17 Program Prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon, yaitu Penanggulan Kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat, hibah dan bantuan sosial berbasis data.

Dalam rangka pemberdayaan, Dinsos menjalin kerja sama dengan berbagai sentra, termasuk Sentra Wahana Bahagia Kemensos. 

Sejumlah penyandang disabilitas telah mengikuti pelatihan membuat kerajinan, seperti tas dan aksesori, untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Bansos tetap menjadi instrumen intervensi, namun hanya diberikan kepada warga yang benar-benar membutuhkan, termasuk penyapu jalan dan pekerja berpendapatan rendah. 

Seluruh penerima bansos telah terdata dalam DTKS (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional) sebagaimana diperintahkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025.

Pelayanan sosial mencakup pula pemberian kursi roda dan alat bantu jalan, serta pendampingan ODGJ pasca perawatan di Rumah Sakit Jiwa agar kembali berdaya dan dapat diterima masyarakat.

Komitmen inklusi ini diperkuat lewat Festival Kreasi Inklusi Maluku di ACC Ambon, bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional. Kegiatan ini tak hanya menampilkan hasil karya penyandang disabilitas, tetapi juga memberikan edukasi literasi keuangan agar mereka terhindar dari godaan pinjol ilegal.

“Kami ingin penyandang disabilitas punya ruang, dihargai, dapat menabung, dan tidak jadi sasaran eksploitasi ekonomi. Itulah makna kota inklusi,” tutup Pelupessy.

Dengan langkah ini, Dinsos Ambon menargetkan pemberdayaan sebagai fondasi kemandirian sosial, sehingga kelompok rentan tidak sekadar menerima bantuan, tetapi mampu hidup bermartabat dan berdaya di tengah masyarakat.


REDAKSI PELITA MALUKU - AIS 

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar