
Kadis Dikbud Maluku Tegaskan Pengetatan Tata Tertib di SMK Negeri 3 Ambon Pasca Tawuran Berdarah
Ambon, Pelita Maluku – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, James Leiwakabessy melakukan kunjungan langsung ke SMK Negeri 3 Ambon, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon, usai insiden tawuran pelajar yang menewaskan seorang siswa .
Kunjungan tersebut dilakukan pada Kamis (21/8/2025) itu, menjadi momen penting untuk memberikan pembinaan kepada kepala sekolah, jajaran guru, serta para wakil kepala sekolah agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Dalam arahannya Leiwakabessy menekankan pentingnya ketertiban dan pengawasan yang lebih ketat, baik terhadap siswa maupun guru.
Ia menegaskan bahwa aturan tata tertib sekolah harus ditegakkan dengan sanksi yang jelas, mulai dari pemanggilan guru hingga skorsing, bahkan sampai pada pemecatan siswa yang berulang kali melanggar aturan.
“Sekolah harus lebih tegas. Setiap siswa sudah terikat dengan tata tertib. Kalau dipanggil berkali-kali masih melakukan pelanggaran, maka sekolah berhak memberikan sanksi tegas, termasuk mengeluarkan siswa dari sekolah,” tegas Karis.
Sementara itu Kepala Sekolah SMK 3 Negeri Ambon, Nurfia Sopaheluwakan mengakui sudah melakukan berbagai langkah pencegahan sebelum peristiwa berdarah itu terjadi.
Bahkan, sehari sebelum insiden, para wakil kepala sekolah sudah merumuskan rencana pertemuan bersama tokoh masyarakat, Kepala Desa, RT/RW, Pemuda, hingga tokoh agama untuk membicarakan solusi atas maraknya tawuran. Namun, rencana itu keburu tertunda karena insiden keburu terjadi.
Sopaheluwakan menambahkan, pihaknya juga akan melibatkan orang tua secara lebih aktif dalam pengawasan anak.
“Sekolah hanya bisa mendampingi siswa beberapa jam sehari, apalagi saat ini sistem pembelajaran dibagi dalam dua shift karena pembangunan sekolah. Maka peran orang tua menjadi sangat penting,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, ujar Sopaheluwakan, pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan berencana menggelar apel besar yang melibatkan kepolisian, guru, dan wali kelas untuk memberikan peringatan keras sekaligus pembinaan langsung kepada seluruh siswa.
Selain itu, pertemuan dengan tokoh masyarakat dan alumni juga akan dijadwalkan awal pekan depan guna memperkuat sinergi pencegahan.
Tragedi yang menimpa, siswa kelas III yang baru saja menyelesaikan administrasi praktik kerja lapangan (PKL), menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan Maluku. Para guru menegaskan, kejadian ini harus menjadi yang terakhir dan tidak boleh lagi terulang di kemudian hari. (PM.007)
Belum Ada Komentar