RAJUT Perdana di Negeri Soya, Warga Curhat Soal Air Bersih, Keamanan, dan Rumah Tak Layak Huni
Selasa, 21 Oktober 2025
PELITA MALUKU
Bagikan

RAJUT Perdana di Negeri Soya, Warga Curhat Soal Air Bersih, Keamanan, dan Rumah Tak Layak Huni

Ambon, Pelita Maluku — Pemerintah Negeri (Pemneg) Soya menggelar program RAJUT (Raja Jumpa Rakyat) untuk pertama kalinya sebagai wadah menjaring Aspirasi Masyarakat (ASMARA). 

Kegiatan yang berlangsung di halaman Kantor Negeri Soya, Selasa (21/10/2025), menjadi ajang terbuka bagi warga menyampaikan keluhan, harapan, dan gagasan langsung kepada pemerintah negeri.

Dalam kegiatan yang dihadiri Raja Negeri Soya Herve R. J. Rehatta, Sekretaris Negeri, Babinkamtibmas, para Kepala Wilayah, serta perwakilan BUMDes Sirimau Soya, puluhan warga tampak antusias berdialog dengan pemerintah.

Salah satu warga, Fredy Tamtelahitu, menyampaikan usulan agar pemerintah negeri dan Pemkot Ambon memperhatikan rumah-rumah warga miskin yang perlu direhabilitasi.

 “Kami harap Pemkot dan Pemneg bisa bantu warga miskin yang rumahnya sudah tidak layak huni. Mereka sangat butuh perhatian,” ujar Tamtelahitu di hadapan Raja dan aparat negeri.

img-1761024197.jpg

Keluhan lain datang dari Katje Patotnem, Ibu Latumeten, dan Koko Pietersz yang menyoroti soal pasokan air bersih. Mereka menilai, pelayanan air dari BUMDes belum maksimal dan kerap terganggu tanpa pemberitahuan.

“Air bersih itu kebutuhan dasar. Kalau ada gangguan, sebaiknya diinformasikan supaya warga tidak bingung,” ungkap Latumeten.

Patotnem menambahkan, pengelola air perlu rutin memberi informasi melalui pengumuman tertulis atau grup pelanggan.

“Kami paham pengelolaan air itu berat, tapi informasi cepat membuat warga lebih memahami kondisi di lapangan,” katanya.

Sementara itu, Snowroky Saptenno mengangkat isu keamanan lingkungan. Ia meminta agar Pemneg, Babinkamtibmas, dan Babinsa memperketat patroli malam di wilayah rawan.

“Di pangkalan ojek dekat Kopertis sering ada anak muda mabuk sampai tengah malam. Kami minta patroli malam diperketat supaya warga merasa aman,” tegasnya.

Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Raja Negeri Soya, Herve R. J. Rehatta, menyampaikan apresiasi atas partisipasi warga. Ia menegaskan, kegiatan RAJUT akan digelar setiap hari Selasa sebagai forum tetap untuk mendengar dan menindaklanjuti kebutuhan masyarakat.

img-1761024218.jpg

“Kami ingin komunikasi langsung, bukan lewat omongan belakang. RAJUT ini jadi ruang warga bicara terbuka agar solusi bisa segera ditindaklanjuti,” tegas Rehatta.

Ia menambahkan, Pemerintah Negeri Soya tidak anti kritik dan justru membuka pintu bagi siapa saja yang ingin menyampaikan persoalan publik.

 “Kami butuh masukan dari masyarakat supaya pelayanan lebih baik, tepat sasaran, dan dirasakan langsung oleh rakyat Soya,” tandasnya.

Dengan hadirnya program RAJUT, Pemerintah Negeri Soya berkomitmen menjadikan transparansi dan partisipasi warga sebagai kekuatan utama pembangunan negeri. (PM.007)

Komentar

Belum Ada Komentar