Tiga Pemimpin Baru GPM, Tanda Zaman Baru Pelayanan Gereja di Maluku
Sabtu, 25 Oktober 2025
PELITA MALUKU
Bagikan

Tiga Pemimpin Baru GPM, Tanda Zaman Baru Pelayanan Gereja di Maluku

Ambon, Pelita Maluku – Gereja Maranatha Ambon, Sabtu (25/10/2025), menjadi saksi lahirnya babak baru dalam sejarah Gereja Protestan Maluku (GPM). 

Di bawah sorot lampu dan napas tegang ratusan peserta Sidang Sinode ke-39, tiga figur rohani terpilih memegang kemudi pelayanan lima tahun ke depan — Pdt. S.I. Sapulette, Pdt. Riko Rikumahu, dan Pdt. Adriana Lohy.

Tiga nama, tiga kisah perjuangan, satu semangat: melayani dengan hati, memimpin dengan iman.


Sapulette Unggul Telak, Pimpin Arah Baru GPM


Dari awal, suasana pemilihan Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM berlangsung panas. Enam kandidat bertarung, namun hanya dua nama bertahan ke babak penentuan: Pdt. S.I. Sapulette dan Pdt. Daniel Wattimanela.

Putaran pertama mencatat 279 suara, dan di babak kedua Sapulette melesat jauh: 192 suara, meninggalkan Wattimanela dengan 84 suara, sementara 3 suara tidak sah.

Sorak dan tepuk tangan panjang menggema di ruang sidang. Bukan sekadar euforia, tapi letupan harapan. Sapulette berdiri bukan sebagai pemenang tunggal, tapi simbol kepercayaan baru — tanda bahwa GPM memasuki masa pelayanan yang menatap masa depan dengan langkah pasti dan tegas.


Rikumahu Menang Tipis, Demokrasi Gereja Bernyawa


Jika pemilihan Ketua diwarnai dominasi, maka perebutan kursi Wakil Ketua I justru memanas hingga menit terakhir.

Pdt. Riko Rikumahu dan Pdt. A. Lohy bertarung ketat. Dari 279 suara, Rikumahu unggul 142 suara berbanding 137 suara — selisih tipis yang membuat jantung para peserta berdegup kencang.

Saat hasil diumumkan, ruangan bergemuruh. Teriakan sukacita menembus dinding Maranatha. Kemenangan tipis Rikumahu bukan sekadar hasil pemungutan suara, melainkan bukti bahwa demokrasi di tubuh GPM hidup, berdenyut, dan berani.

Ia datang membawa semangat pembaruan — sinyal bahwa gereja ini tak takut berbenah untuk menapaki masa depan yang lebih terbuka dan dinamis.


Adriana Lohy, Satu Suara Tegas di Tengah Kesepakatan


Berbeda dengan dua pemilihan sebelumnya, kursi Wakil Ketua II diisi lewat jalan tenang namun tegas.

Pdt. Adriana Lohy menjadi satu-satunya kandidat yang memenuhi ambang batas dukungan. 

Ia mengantongi 150 suara sah, sementara 2 suara tidak sah. Tanpa putaran kedua, sidang langsung menetapkannya sebagai Wakil Ketua II MPH Sinode GPM periode 2025–2030.

Pemilihan ini menegaskan kepercayaan penuh jemaat terhadap sosok Adriana — figur yang dikenal tegas, berdedikasi, dan berjiwa melayani.

Dengan tampilnya perempuan di kursi pimpinan MPH, GPM juga menegaskan bahwa kepemimpinan bukan soal gender, tapi tentang panggilan dan pengabdian.

Tiga Sosok, Satu Amanat Pelayanan

Sidang Sinode ke-39 GPM kali ini bukan sekadar pergantian jabatan. Ia adalah momentum peralihan arah, peneguhan nilai, dan refleksi panggilan iman.

Dari Sapulette yang menahkodai, Rikumahu yang membawa semangat baru, hingga Adriana Lohy yang menegaskan keteguhan perempuan dalam pelayanan, GPM menunjukkan wajah gereja yang dewasa dalam berdemokrasi, kokoh dalam persaudaraan, dan tajam dalam menatap masa depan umat di bumi Maluku.

Maranatha hari itu bukan sekadar gedung, melainkan saksi sejarah — tempat iman, akal, dan keberanian berpadu dalam satu tujuan: melayani Tuhan dan manusia dengan sepenuh hati.

Komentar

Belum Ada Komentar