ARTIKEL TERPOPULER

Makna Kain Gandong dan Tradisi Adat Maluku Warnai HUT ke-450 Kota Ambon

Makna Kain Gandong dan Tradisi Adat Maluku Warnai HUT ke-450 Kota Ambon

Ambon, Pelita Maluku.com – Upacara peringatan HUT ke-450 Kota Ambon di Lapangan Merdeka, Sabtu (7/9/2025), berlangsung khidmat dengan nuansa adat yang kental. Bendera Kebesaran Kota Ambon dikawal oleh para pemuda-pemudi (Jujaro dan Mungare) dalam formasi 7 orang yang memegang Kain Gandong dan 9 orang berada di dalamnya, melambangkan tanggal lahir Kota Ambon, 7 September. Prosesi ini turut dijaga pasukan Cakalele yang menambah wibawa jalannya upacara.

Ketua Majelis Latupati Kota Ambon, Reza Maspaitella, menjelaskan bahwa Kain Gandong bukan sekadar kain adat, tetapi memiliki makna mendalam bagi masyarakat Maluku.

Menurutnya, terdapat empat makna utama Kain Gandong:

1.. Simbol Persaudaraan dan Kesatuan – Ikatan gandong dipandang sebagai hubungan darah yang tidak dapat diputuskan.

2. Penanda Sakralitas Acara Adat – Kehadiran Kain Gandong menegaskan nilai sakral dalam pengukuhan raja, pernikahan, rekonsiliasi, hingga pela.

3. Media Rekonsiliasi dan Perdamaian – Dalam sejarah Maluku, kain ini kerap digunakan sebagai tanda pemersatu saat konflik.

4. Warisan Budaya dan Identitas Kolektif – Motif, warna, dan cara penggunaannya diwariskan turun-temurun sebagai bagian dari jati diri masyarakat Maluku.

“Setiap kali Kain Gandong dibentangkan, itu adalah pengingat bahwa kita orang Maluku hidup dalam ikatan persaudaraan yang tidak boleh terputus,” tegas Reza.

Selain prosesi Kain Gandong, upacara juga diramaikan dengan Tarian Cakalele yang menggambarkan semangat juang dan keberanian leluhur Maluku. Tari perang ini ditampilkan dengan hentakan kaki kuat dan sorakan khas sebagai simbol kesiapan menjaga negeri.

Di pintu utama lapangan, Tarian Sawat dari Sanggar Al-Muzafar menyambut kehadiran Upulatu dan rombongan. Tari dan musik Sawat yang berakar dari tradisi Islam Maluku ini kerap dipentaskan pada acara adat, keagamaan, maupun resepsi pernikahan.

Seluruh prosesi HUT Kota Ambon ke-450 ini dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Melayu Ambon. Para peserta upacara tampil mengenakan Baju Cele dan Baniang, pakaian khas Ambon, sebagai wujud nyata pelestarian nilai budaya leluhur.(PM.007)



Komentar

  1. Belum Ada Komentar

SERBA - SERBI PELITA MALUKU

PENJEMPUTAN WALIKOTA AMBON BODEWIN WATTIMENA DAN WAKIL WALIKOTA AMBON ELLY TOISUTTA OLEH KETUA DPRD ...

PELITA MALUKU.COM
Kategori