Ambon, Pelita Maluku – Pemerintah Kota Ambon menepis isu bahwa Wali Kota Bodewin Wattimena melakukan “tebang pilih” dalam kebijakan penempatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

Isu tersebut mencuat setelah sebagian pelaku UMKM di Batu Merah dan Ahuru merasa tersisih.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Ambon, Ivonny Latuputty, menegaskan penempatan UMKM tidak didasarkan pada favoritisme, melainkan kesiapan lokasi.

“Ini bukan soal tebang pilih. Karena lokasi di Wainitu sudah tersedia, maka diarahkan untuk dimanfaatkan terlebih dahulu. Batu Merah tetap masuk agenda dengan pembangunan Papalele Square atau Pasar Papalele,” ujar Latuputty, Rabu (17/9/2025).

Menurutnya, kebijakan tersebut sejalan dengan 17 program prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon, khususnya poin kelima yang menekankan pengembangan UMKM.

Lebih jauh, Latuputty menambahkan bahwa RTP Wainitu tidak hanya diperuntukkan bagi UMKM, tetapi juga sebagai ruang terbuka publik untuk warga kota. 

“Konsepnya bukan semata-mata ruang usaha, tetapi juga ruang interaksi sosial masyarakat Ambon,” jelasnya.

Selain Wainitu, Pemkot juga menyiapkan RTP Air Salobar dan Amahusu sebagai pusat pengembangan UMKM. Namun, Air Salobar masih dalam tahap pembangunan oleh Dinas PU dan belum dilengkapi prasarana, sarana, serta utilitas dasar.

“Rencana pengembangan ini memang bertahap. Jadi tidak benar kalau Pemkot pilih kasih. Semua pelaku UMKM akan mendapatkan ruang yang sama sesuai dengan kesiapan lokasi,” tegas Latuputty.

Ia memastikan, setiap kebijakan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan UMKM secara merata dan berkelanjutan di Kota Ambon.

“Komitmen Pemkot jelas, semua pelaku UMKM akan mendapat kesempatan yang adil tanpa ada yang d kesampingkan,” pungkasnya. (PM.007)